Jumat, 07 September 2007
Polemik Masuknya Islam ke Sulsel
Dalam seminar yang dilaksanakan oleh Center for Middle Eastern Studies, sempat dipertanyakan kapan tepatnya Islam masuk di Sulsel

Sejarah tentang kali pertama masuknya ajaran agama Islam di Sulewesi Selatan (Sulsel) masih menjadi perdebatan hingga kini. Banyak kalangan masih mempertanyakan penetapan masuknya Islam pada 9 September 1607.

Pertanyaan tersebut mengemuka pada acara Seminar Internasional dan Festival Kebudayaan Islam yang dilaksanakan oleh Center for Middle Eastern Studies, Divisi Ilmu-ilmu Sosial & Humaniora, Pusat Kajian Penelitian Unhas di Gedung Iptek dan Seni Unhas, Makassar, Jumat (7/9/) siang.

Bagaimana mungkin Islam yang baru dikenal langsung bisa mencetak ulama sekaliber Syekh Yusuf?,” tanya budayawan nasional Zawawi Imron dalam acara tersebut.

Menurutnya, adalah hal yang riskan bila Islam yang masuk di Sulsel tahun 1607 langsung melahirkan ulama pada tahun 1660-an.

Zawawi Imran hadir dalam seminar ini dalam kapasitasnya sebagai budayawan Islam (religius). Dalam kesempatan tersebut Zawawi tampil membacakan puisinya yang berjudul “Dari Sulawesi Selatan ke Afrika Selatan.”

Menanggapi pertanyaan Zawawi, Ketua Panitia Seminar, Mustari Bosrah mengemukakan, “Pertanyaan dasar inilah yang menggungah kami untuk menggelar seminar dalam membahas masalah tersebut”.

Menurut Sekretaris Panitia Seminar, Supa Atha’na, pelaksanaan seminar ini juga dipicu oleh realitas menguatnya geliat penegakan syariat Islam di Sulsel yang dimotori oleh KPPSI dan HTI.

“Ada indikasi bahwa upaya penegakan syariat islam yang sekarang sedang bergulir tidak pernah mencoba untuk melihat jejak penyebaran Islam di masa lalu, padahal sebuah bangsa yang besar tidak boleh melupakan sejarahnya kan?,” ungkap Supa.

“Kita bukannya tidak sepakat dengan upaya ini, tetapi kita perlu untuk melihat kembali masa lalu penyebaran Islam di Sulsel, karena diakui atau tidak, mereka berhasil menyebarkan Islam,” lanjutnya.

Supa melanjutkan, seminar ini memang tidak akan memberikan penyelesaian akhir atas berbagai fakta sejarah yang masih kabur terkait dengan masuknya islam di Sulsel.

“Minimal seminar ini akan memunculkan fakta-fakta baru, meskipun mentah untuk memicu penyelidikan yang lebih serius dimasa yang akan datang”, pungkas Supa.



Pahlawan Nasional

Sebagaimana diketahui, Syekh Yusuf adalah seorang ulama asal Sulawesi yang dihormati warga Afrika. Ulama yang nama lengkapnya Tuanta Salamka ri Gowa Syekh Yusuf Abul Mahasin Al-Yaj Al-Khalwati Al-Makassari Al-Banteni atau lebih populer dengan sebutan Syekh Yusuf adalah putra Nusantara, namanya justru berkibar di Afrika Selatan.

Meski sejak tahun 1995 namanya tercantum dalam deretan pahlawan nasional, berdasar ketetapan pemerintah RI, namun ia juga masuk sebagai seorang pahlawan di Afrika.

Syekh Yusuf dianugerahi penghargaan Oliver Thambo, yaitu penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Afrika Selatan.

Ia bahkan dianggap sebagai sesepuh penyebaran Islam di negara di benua Afrika. Tiap tahun, tanggal kematiannya diperingati secara meriah di Afrika Selatan, bahkan menjadi semacam acara kenegaraan.

Bahkan, Nelson Mandela yang saat itu masih menjabat presiden Afsel, menjulukinya sebagai 'Salah Seorang Putra Afrika Terbaik'.

Di Sri Lanka, Syekh Yusuf tetap aktif menyebarkan agama Islam, sehingga memiliki murid ratusan, yang umumnya berasal dari India Selatan. Salah satu ulama besar India, Syekh Ibrahim ibn Mi'an, termasuk mereka yang berguru pada Syekh Yusuf.

Sumber Hidayatullah.com


Label:

 
posted by Gerakan Mahasiswa Pembebasan Kom. UNM at 12.06 | Permalink |


0 Comments: