Selasa, 04 Desember 2007
Lima Ribu Orang Tertular AIDS di Indonesia Setiap Hari, Pekan Kondom Nasional: Pelegalan Zina
Lima Ribu Orang Tertular AIDS di Indonesia Setiap Hari, Pekan Kondom Nasional: Pelegalan Zina

Setiap hari ada 5000 orang tertular virus HIV di Indonesia dan dari jumlah tersebut 1.000 orang lebih di antaranya berusia 0- 15 tahun

Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Selatan Anwar M Diah pada peringatan Hari HIV/AIDS sedunia dan workshop kesehatan reproduksi yang digelar di Hotel Boulevard, Makassar, mengatakan, ada 5000 orang tertular virus HIV/AIDS setiap hari.

"Dari hasil survei Komisi Perlindungan AIDS (KPA) nasional, rata-rata 5.000 orang sehat tertular virus HIV setiap hari," jelas Anwar M Diah.

Menurutnya, rata-rata yang tertular virus HIV sesuai data KPA nasional itu adalah usia produktif antara 15-24 tahun. Sementara dari total 5000 yang tertular setiap hari itu, sekitar 1.400 usia 0-5 tahun.

Kondisi tersebut, lanjutnya, sangat memprihatinkan, karena fenomena yang muncul ke permukaan itu bagian dari fenomena gunung es. Artinya, dari data yang ada maka yang belum terdeteksi masih ada sepuluh kali lipat dari jumlah yang ada.


Meningkat

Beberapa negara di Afrika dan Asia menunjukkan perlambatan laju penyebaran HIV/ AIDS. Tentunya ini berita yang menggembirakan. Namun di Indonesia, jumlah orang yang hidup dengan HIV dan AIDS (ODHA) cenderung meningkat.

Semua kelompok usia di Tanah Air, termasuk anak-anak, termasuk dalam ODHA. Data terbaru Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Depkes menyebutkan, dalam waktu 3 bulan antara Juli-September 2007 ada tambahan 786 kasus HIV/ AIDS. Rinciannya, 91 orang terkena HIV, dan 695 kasus AIDS.

Total penderita yang terpapar HIV/ AIDS di Indonesia berjumlah 16.288 orang, 500 di antaranya berusia 0-19 tahun. Sedangkan total penderita yang meninggal mencapai 2.287 orang. Provinsi dengan jumlah kasus terbanyak adalah Jakarta dan Papua

Sabtu (1/12) digelar hari AIDS sedunia. Sedihnya, moment ini sudah dimanfaatkan oleh para kapitalis perusak negeri dengan melegalkan perzinahan lewat Kampanye Pekan Kondom Nasional. seolah mereka benar-benar tengah menanggulangi penyakit AIDS tanpa melihat penyebab utama AIDS itu sendiri, seks bebas. Padahal mereka sedang menyebarkan kemungkaran dengan melegalkan perzinahan. Ada kepentingan para kapitalis dalam program ini.

Solusi yang Salah Kaprah

Data statistik penderita AIDS di negeri ini menurut Departemen Kesehatan, jumlah kumulatif kasus HIV di Indonesia sejak 1987 sebanyak 5.904 sedangkan jumlah pasien AIDS dilaporkan sebanyak 10.384 dan 2.287 diantaranya meninggal dunia. Diperkirakan jumlah kasus sebenarnya mencapai lebih dari 200 ribu kasus.

Di Semarang dilaporkan sekitar lima ribu kondom akan dibagikan kepada para sopir dan kernet. Sungguh sangat ironis, katanya penanggulangan AIDS malah membuka jalan kepada perzinahan.

Apa benar mereka melakukan hal itu untuk menanggulangi AIDS? Lalu mengapa mereka tidak menghentikan maraknya seks bebas sebagai biang pengundang murka Pencipta Alam Raya ini? Padahal pengakuan jujur seorang penderita AIDS berkata “Sebab narkoba dan seks bebas merupakan cara penularan HIV/AIDS yang paling gampang,” katanya di Pekanbaru. Lelaki berusia 31 tahun yang mengaku bernama Boy ini telah tiga tahun menderita HIV/AIDS akibat dari pergaulan bebas dan kecanduan narkoba jenis putau.

Di zaman rusak yang beridelogi kapitalisme ini, aturan Allah diabaikan. Akibatnya generasi muslim dicekoki dengan kampanye semu para kapitalis. Siapa yang membiayai LSM untuk mengkampanyekan Pekan Kondom Nasional? Jelas ada kepentingan para produsen Kondom. Awalnya gratis, selanjutnya beli.

Kondomisasi: Pelegalan Zina

Pekan Kondom Nasional (National Condom Week) yang digelar oleh para pegiat kapitalis itu penuh dengan racun yang membahayakan. Salah satu tujuannya tiada lain mempopulerkan kondom. Mereka tidak menyentuh sama sekali kapada akar masalah munculnya AIDS. Sehingga, hari AIDS hanya dijadikan sebagai promosi produk kondom. Lebih parah lagi, mengkampanyekan perzinahan.

Hubungan seks di luar nikah dalam Islam disebut zina. Perzinahan dalam Islam dilarang. Dosanya termasuk dosa besar. Hukuman bagi para pezina juga sangat berat, yaitu dicambuk atau dirajam hingga meninggal bagi pelaku yang sudah berpasangan.

Solusi penaggulangan AIDS hanya satu kembali kepada Islam. Apalagi bagi rakyat Indonesia yang mayoritas muslim ini sudah selayaknya menjadikan aturan dari Tuhannya sebagai rel kehidupan. Bukan aturan manusia yang lemah dan terbatas.

Hanya kemurkaan Allah yang akan segera datang bila maraknya free sex ini dibiarkan bahkan dikampanyekan secara terselubung oleh mereka para pegiat kapitalisme. Mereka tentu harus dihentikan bila tidak tunggu saatnya azab Allah yang sagat pedih akan menimpa. Para pemimpin negeri ini paling bertanggung jawab atas maraknya kemungkaran di masyarakat ini. Apalagi memberikan pelegalan. Mereka suatu saat nanti akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Dan balasannya adalah siksaan neraka yang menyala. Naudzubillah.

Walhasil, untuk menanggulangi AIDS, tolak kondomisasi dan hentikan perzinahan dan tegakkan Islam.

Label:

 
posted by Gerakan Mahasiswa Pembebasan Kom. UNM at 03.28 | Permalink |


0 Comments: